Senin, 20 April 2009

Aku dan Seorang Ibu

Yang terlintas dalam pikirannya barangkali sama dengan yang terlintas di kepalaku. Seorang ibu dengan anak-kecilnya sedang menunggu suami di trotoar. Matanya tertuju pada lelaki tua penjual jamu dan lelaki tengah-baya penjual mainan-anak yang duduk beristirahat karena gerimis. Sesekali ibu itu memandangku juga...

Yaa... bersyukurlah bu... Untuk saat ini nasib kita lebih baik dari mereka berdua. Kita punya rumah yang layak untuk ukuran kita, punya kendaraan, bisa ajak anak-anak ke swalayan, bisa sekolahkan anak.
Sedangkan mereka berdua, meski kita belum tahu keadaan sebenarnya, nasibnya tak se-indah kita. Yaa.. tak se-indah kita. Atau bahkan lebih indah mereka ?
Penjual jamu hanya menjajakan beberapa botol bekas minuman air mineral. Penjual mainan-anak hanya menjajakan beberapa buah mainan yang terbuat dari botol bekas air mineral. Jangankan keuntungannya, modal dan keuntungan mereka mungkin kalau dibelanjakan ke swalayan sama ibu tidak cukup.
Yaa...bersyukur bu... aku yakin pekerjaan suami ibu lebih nyaman dari mereka berdua...
Oh...tapi bu, saat ibu telah pergi dengan kendaraan yang nyaman dikendarai. Aku mendengar lelaki itu menyanyikan sebuah lagu, aku tak tahu lagu apa tapi yang jelas irama dangdut.Yaa... ternyata mereka masih bisa bernyanyi dengan 'keadaan seperti itu'...

Jadi intinya ? gak tau deh...

Dari Abu Abbas Sahl bin Sa'ad Al Sa'idi Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata, “Ada seorang laki-laki lewat di depan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, kemudian beliau bertanya kepada sahabat yang duduk di sampingnya, “Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki yang baru lewat itu? Sahabat menjawab, “Orang itu termasuk golongan orang-orang terpandang. Demi Allah, orang itu sangat pantas diterima jika meminang dan apabila ia meminta sesuatu untuk orang lain pasti berhasil.” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pun diam.
Kemudian ada lagi yang lewat, lantas Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bertanya pada sahabatnya, “Bagaimana pendapatmu tentang orang yang baru lewat itu?” Sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, orang itu termasuk golongan kaum muslimin yang fakir. Apabila ia meminang pantasnya ia ditolak, apabila ia meminta sesuatu untuk orang lain pasti tidak akan berhasil, dan apabila berbicara tidak akan didengar.” Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Orang ini lebih baik daripada seisi bumi, dari orang yang pertama lewat itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tidak ada komentar: